“Daijoubu” (Aku Baik-baik saja)


“Daijoubu” (Aku Baik-baik saja)

Berkas senja itu masuk melalui celah-celah jendela di kamar kosanku. Hari jumat tanggal 28 Desember 2012. Aku mulai mengemasi pakaianku. Kemudian memandang ruang kamarku yang hening seakan telah siap ku tinggalkan. Kilasan balik kenangan selama aku mengenyam pendidikan di daerah ini menampakkan diri dalam keheninganku. Sudah banyak hal yang telah kulalui bersama dengan orang-orang yang tanpa sadar telah banyak mengisi hidupku di sini. Tiga S bersama mereka. Senang, Sedih, Susah, semuanya terangkum menjadi satu proses yang telah kulalui.
Aku mulai meraih selembar kertas yang berada di atas tempat tidurku. Selembar kertas yang tertulis tempat daerah yang akan segera ku tempati dan kutinggali entah sampai kapan. Ku pandangi dalam-dalam tulisan itu. Sambil bersandar di sisi tempat tidur, aku terdiam.
Sampai akhirnya pandanganku jatuh pada kertas yang terselip di album tahunan yang tertumpuk rapi di rak bukuku. Aku menariknya dan membacanya. 



·         Pergilah (merantaulah) dengan penuh keyakinan, niscaya akan engkau temui lima kegunaan, yaitu Ilmu Pengetahuan, Adab, pendapatan, menghilangkan kesedihan, mengagungkan jiwa, dan persahabatan.
·         Sungguh aku melihat air yang tergenang membawa bau yang tidak sedap. Jika ia terus mengalir maka air itu akan kelihatan bening dan sehat untuk diminum. Jika engkau biarkan air itu tergenang maka ia akan membusuk.
·         Singa hutan dapat menerkam mangsanya, setelah ia meninggalkan sarangnya. Anak panah yang tajam tak akan mengenai sasarannya, jika tidak meninggalkan busurnya.
·         Jika engkau tinggalkan tempat kelahirnmu, engkau akan menemui derajat yang mulia ditempat yang baru, dan engkau bagaikan emas sudah terangkat dari tempatnya.

Ini ... nasihat Imam Syafi’i, bantinku.  Teringat dulu salah satu temanku mengutip tulisan itu dan tak sengaja tertinggal di kamarku.
Aku tersenyum. Sungguh, Allah memiliki berbagai macam cara untuk dapat memantapkan hati ini. Aku mulai beranjak mengemasi barang-barang dan menutup resleting koperku.
Dering ponsel menghentikan aktivitasku. Aku langsung meraihnya.

 “Sudah siap, Nak? ” terdengar suara yang sangat ku kenal, Ibu.
“Hem. Ini mau berangkat” Jawabku sambil mengangguk, yakin.

***
Pagar pintu mulai ku tutup. Senja itu, seakan mengantarkan kepergianku. Hanya terdengar suara geretan roda koper dan langkahku yang mantap. 

“Aku baik-baik saja” jawabku kemudian berlalu di jalan itu.

“Aku baik-baik saja” kata-kata itu kuulangi kembali dalam hati.

“Aku baik-baik saja”  seruku memantapkan diri. 

Tanpa kusadari, ada sebuah lantunan do’a yang mengiringi langkahku. 

Ya Allah Tuhan yang menguasai seluruh Alam, anakku ini akan meninggalkan aku kembali untuk berjalan jauh, menuju keridhaanMu. Aku rela melepaskannya. Oleh karena itu aku bermohon kepadaMu ya Allah permudahkanlah urusannya, peliharakanlah keselamatannya, panjangkanlah umurnya agar aku dapat melihat sepulangnya nanti dengan dada yang penuh dengan ilmu yang berguna

Posting Komentar

0 Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...