Diam

Diamku berarti cukup. Cukup aku mentolerir sikapmu. Ketika aku masih menanyakan kabar atau mengingatkan sesuatu, atau mengomeli, maka aku masih perhatian. Tetapi ketika diam yang kupilih, maka itu berarti kamu hanya menjadi toxic dalam hidupku, dan harus segera ku cut. 

Jika aku diam, itu berarti kamu sudah tidak lagi berharga dalam hidupku.

Urusanku denganmu hanya sebatas urusan manusia saja, selebihnya tidak akan ada yang spesial. 

Aku tak akan mempedulikan hidupmu seperti apa. Bergaul dengan siapa. Pulang jam berapa. Perkembanganmu sampai sejauh mana. up and down dalam hidupmu seakan hanya seperti lintasan motor dan mobil yang lalu lalang di depan jalan yang ku pandang. Tak perlu ku respon.

Kenapa? karena aku bisa membaca mana orang yang tulus dan mana orang yang hanya sibuk dengan dirinya sendiri. Sibuk mengurusi dirimu sendiri, tanpa ada empati sama sekali. Berbahagia diatas ketidakberuntungan orang lain karena kondisi itu yang menguntungkanmu. Sungguh, hal itu adalah 'red flag' bagiku. Tapi aku bersyukur, ditunjukkan aslimu. Dengan begitu aku bisa menyisihkan orang-orang sepertimu tidak masuk dalam lingkaran hidupku.  

Aku bukan ibumu, aku bukan saudaramu, aku juga bukan keluargamu, jadi tidak ada kewajibanku untuk melindungimu. Kamu adalah orang dewasa. Berhenti bersikap manja padaku.

Sekali aku menganggap seseorang asing, maka ia akan asing untuk selamanya. 

Sudah tidak perlu lagi kutanggapi. 

Aku jadi teringat beberapa orang yang sempat berada disekitarku dan memiliki adab yang sama sepertimu, yang hanya memikirkan diri sendiri. Dan kamu adalah orang ketiga yang melakukannya. Jadi, cukup. Cukup sampai disini. ku putuskan untuk meresponmu hanya dengan diam. 



Posting Komentar

0 Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...