Jangan Renggut Masa Kanak-kanak Mereka

"Jangan renggut masa kanak-kanakku", mungkin ini adalah salah satu pesan untuk para pengelola media di seluruh penjuru Indonesia. Atau... ini adalah pesan dari alam bawah sadar anak-anak pada abad 21 ini. Mereka sama sekali tidak sadar telah menjadi bahan komersil media, telah menjadi korban industri-industri yang hanya mementingkan keuntungan perusahaan semata.

Coba tengok bagaimana kondisi anak-anak pada abad ini. Berpakaian layaknya pakaian orang dewasa korban industri, bergaya layaknya anak gaul masa kini, gila social media, menyanyikan lagu orang dewasa, mengidolakan artis bahkan penyanyi orang dewasa, bahkan berbicara topik-topik orang dewasa.

Sungguh ironi. Media pun berlomba-lomba menyajikan hal yang dianggap cukup pantas dipertontonkan pada anak-anak. Padahal jelas-jelas sajian tersebut tidak layak disimak anak-anak.

Apa yang dilakukan oleh orang tua atau orang dewasa yang melihat aksi anak-anak abad 21 ini? Mereka hanya menikmati tingkah aneh tersebut sebagai suatu hal yang wajar dilakukan oleh anak-anak. Bahkan tidak sedikit yang menganggapnya sebagai suatu lelucon belaka. Tidak sedikit pula yang menikmati tingkah para anak-anak ini serta yang lebih parah lagi mereka memfasilitasi anak-anak ini untuk tetap mempertahankan aksi mereka.



Apa-apaan ini? Orang tua seharusnya sebagai pengawas dan pembimbing dapat memfilter apa yang patut dan tidak patut dikonsumsi oleh anak-anak mereka. Jangan jadikan anak sebagai korban media, korban industri hiburan belaka. Dan para pemilik media serta dunia hiburan sebagai motorik trend pergaulan anak-anak dan remaja seharusnya menyisipkan banyak kandungan moral dalam sajian industri mereka.

Sekali lagi. Jangan renggut masa kanak-kanak mereka. Jangan jadikan masa kanak-kanak mereka miskin dengan berbagai hal yang pantas mereka dapatkan sebagai promotor tumbuh kembang anak yang baik. Jangan jadikan mereka sebagai anak-anak yang sudah terbiasa sebagai konsumen. Tetapi didik mereka dengan nilai moral yang tinggi. Didik mereka agar dapat menjadi seorang produsen yang harus menanam dan mengairi tanaman sebelum dapat memetik buahnya. Karena mereka adalah aset bangsa yang nilainya menentukan nasib bangsa ini di masa depan.

- Baiq Rini Adekayanti -

Posting Komentar

0 Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...