My First Flash Fiction “I LOVE CHOCOLATE, BUT NOT FOR VALENTINE” -.^

hmm... sebenarnya gag mau ngepost ini.. cuma karena bukunya ditunggu-tunggu belum terbit-terbit. jadi gag papa, dipost aja dikit.. hehe.. walau timingnya juga kurang pas.


I LOVE CHOCOLATE,  BUT NOT FOR VALENTINE-.^
-oleh : Baiq Rini Adekayanti, Mahasiswa STIS-

“Jadi, asal mula perayaan valentine dari Lupercalian Festival?” tanya Sisi serius mendengarkan penjelasan Mimi sambil menyusun tumpukan buku di hadapannya.
“Ya, kadang ada yang mengaitkannya dengan mitos Santo Valentinus yang dihukum mati, ada juga yang mengaitkannya dengan mitos Yunani tentang Dewa Zeus, tapi yang cukup signifikan ya ritual LF itu yang merupakan salah satu bentuk ritual yang dilakukan orang-orang romawi kuno untuk menyembah setan, ritual mengerikan yang pada malam harinya remaja putra dan putri melakukan hubungan layaknya suami istri tanpa ikatan perkawinan..iiihhh.. mengerikan…” kata Mimi yang juga sibuk dengan buku-buku di depannya.
Sore itu, ruangan nampak sepi dari pengunjung. Setiap sore sepulang part time, Sisi memang sering datang mengunjungi Mimi sekaligus membantu merapikan buku di toko buku yang dikelola oleh ayahnya Mimi. Kedua gadis itu asyik merapikan buku-buku yang berserakan. Biasanya, sambil merapikan buku, Sisi selalu menjadi pendengar setia dari ulasan menarik yang dijelaskan Mimi. Dan kali ini, Mimi tengah menceritakan tentang sejarah perayaan valentine.

“Bukannya asal-muasalnya hari valentine dari Santo Valentinus yang dihukum mati itu, ya?” tanya Sisi.
“Berita itu tidak jelas asalnya dari mana dan memiliki versi yang berbeda-beda” jawab Mimi.
“hmm.. dan setahuku di Indonesia ini, perayaan valentine menjadi ajang ‘usaha’ bagi para pebisnis dengan menjual bunga, coklat hati, dan berbagai pernak-pernik berwarna pink, termasuk itu tuh.. iklan dan propaganda di majalah-majalah” sambut Sisi.
“Yup, dan semoga kita bukan boneka yang bisa ditipu daya dengan budaya yang tidak jelas seperti itu. Kau juga harus berhati-hati. Mungkin perusahaan majalah Remaja Okey tempatmu sering mengirim artikel juga mempromosikannya” Mimi menambahkan.
Belum sempat Sisi menanggapi pernyataan Mimi, tiba-tiba dering HP Sisi berbunyi.

Muhammadku.. Muhammadku..
Dengarlah seruanku.. aku rindu, aku rindu.. kepadamu,Muhammadku.

Dengan segera ia membukanya. Dan ia pun mmengernyitkan dahinya.
Astagfirullah.... aku lupa, sore ini ada janji dengan editor Remaja Okey”
“Janjiannya pukul 16.00 WIB? Sebaiknya kau segera ke sana, karena sekarang sudah lewat 15 menit.” saran Mimi.
Sisi bergegas pamit menuju kantor penerbit majalah Remaja Oke.
*--------*
“Maaf terlambat..” seru Sisi ketika sampai di kantor.
Ketika ia menoleh, tampak karyawan tengah berkumpul sambil bersenda-gurau. Mereka terlihat berpasang-pasangan. Sisi keheranan karena ia melihat beberapa orang asing yang tentunya bukan karyawan majalah tempat ia bekerja. Mungkin itu pacar mereka, pikir Sisi miris. Kemudian dari arah kanan, seorang lelaki menghampirinya dengan setangkai bunga dan coklat.
“Hahaha… apa-apaan ini” gumam Sisi dalam hati. 
-To Be Continued- 
para Reader bisa membaca kelanjutannya jika bukunya sudah terbit ya... sumimashen... ^.^

Posting Komentar

2 Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...